WASHINGTON DC, SENIN-
Para ilmuwan di AS mengaku terkejut dengan temuan terbaru bahwa lapisan
es di kawasan Arktik di sekitar Kutub Utara telah menyusut hingga titik
terendah sejak pengamatan di kawasan itu dimulai. Temuan ini menunjukkan
scenario buruk pemanasan global diduga telah terjadi.
Data terbaru
dari Pusat Data Es dan Salju Nasional AS (NSIDC) dan Badan Penerbangan dan Antariksa
AS (NASA), Senin, menunjukkan lapisa es di Arktik menyusut hingga hanya tersisa
4,09 juta kilometer persegi pada musim panas tahun ini. Luasan lapisan e situ
diperkirakan masih akan terus menyusut mengingat musim panas masih akan
berlangsung beberapa pekan lagi.
Luasan e situ
melampaui rekor terendah yang tercatat pada 18 September 2007,yakni 4,17 juta
kilometer persegi. Luasan es yang tercatat dalam lima hari terakhir itu juga
merupakan rekor terendah sejak pemantauan lapisan es Arktik dimulai tahun 1979.
Kawasan kutub
Utara pada dasarnya adalah samudra yang membeku. Pada puncak musim dingin,
lapisan es di Arktik bisa mencapai luas
15,54 juta kilometer persegi.
Menurut ilmuwan
dari NSIDC,Walt Meier, kawasan tersebut kehilangan lapisan es seluas 155.000
kilometer persegi setiap tahun karena kenaikan suhu Bumi. “Dulu lapisan es di
Arktik bagaikan es batu raksasa. Bagian pinggirnya bisa meleleh,tetapi secara
keseluruhan masih utuh. Namun, sekarang lapisan itu seperti remukan es. Paling
tidak sebagian Arktik telah menjadi semacam es serut raksasa yang lebih mudah
dan lebih cepat meleleh,”tutur Meier.
Perubahan Iklim
Penyusutan es
besar-besaran tahun ini dianggap luar biasa karena tidak ada factor iklim di
luar kebiasaan yang bisa memicu pencairan es besar-besaran. Para ilmuwan
langsung menunjukkan pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca sebagai
pemicunya.
Ilmuwan lain
dari NSIDC, Ted Scambos, mengatakan, memang ada badai yang membuat es di Arktik
mencair awal bulan ini. Namun, secara umum, penyusutan lautan es secara
dramatis, lapisan es yang terus menipis, dan suhu udara yang hangat hanya bisa
dijelaskan sebagai gejala perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca.
Michael E Mann,
Direktur Earth System Science Center di
Penn State University, menambahkan, data terbaru ini me nunjukkan skenario
terburuk model perubahan iklim yang dibuat beberapa tahun lalu telah mulai
terjadi. “Ada sejumlah kawasan yang menunjukkan perubahan iklim terjadi lebih
cepat dan dengan skala lebih besar daripada yang diramalkan model
tersebut,”papar Mann.
Ilmuwan NASA,
Waleed Abdalati, mengatakan, penyusutan ini adalah tahap awal dari hilangnya
sama sekali lapisan es di Arktik pada musim panas di masa depan. “Mengapa kita peduli?
Karena es ini adalah faktor penting dalam menentukan iklim dan kondisi cuaca
yang menaungi perkembangan peradaban modern selama ini,’ujar
Abdalati.(AFP/AP/REUTERS/DHF)
Opini
Inilah akibat dari pola hidup manusia yang selama ini tidak
memperhatikan keadaan lingkungan hidup dan Buminya sendiri. Selama ini
kebanyakan manusia melakukan perusakan alam seperti penggundulan hutan,
pemakaian bahan bakar fosil, pembakaran hutan untuk dijadikan perkebunan tanpa
memperhatikan efek untuk kedepannya. Maka dari itu manusia harus merubah pola
hidup menjadi yang ramah lingkungan.
Kesimpulan
Dari artikel di atas dapat diketahui bahwa perubahan iklim
memicu pencairan es di Arktik yang dapat membuat kenaikan level air laut dan
dapat juga menimbulkan tenggelamnya daratan di Bumi. Ini merupakan hal yang
harus dapat kita atasi dengan banyak cara seperti penanaman kembali huatan yang
gundul, memakai bahan bakar yang ramah lingkungan, mendaur ulang sampah agar
tidak terjadi polusi, dan juga hemat listrik.
0 comments:
Post a Comment